Di dalam dunia keuangan pribadi atau bisnis, memahami komposisi angsuran pinjaman (kredit) adalah hal yang sangat krusial. Microsoft Excel hadir dengan menghadirkan senjata yang ampuh berupa fungsi finansial yang dapat menghitung hal-hal ini dengan mudah dan akurat.
Tiga rumus terpenting yang wajib kalian kuasai adalah PMT, PPMT, dan IPMT. Artikel ini akan membahas dari masing-masing rumus secara lebih mendalam dan menunjukkan bagaimana tiga rumus ini bisa bekerja sama dalam sebuah contoh nyata.
Pertama kalian harus paham konsep dasar Anuitas. Sebelum masuk ke rumus, kalian harus mengerti bahwa sebagian besar pinjaman menggunakan sistem anuitas.
Dalam sistem ini, total angsuran bulanan kalian (PMT) selalu tetap dari bulan pertama hingga bulan terakhir. Namun, komposisi di dalamnya bisa berubah:
- Bunga (IPMT) yang di bayar tinggi di awal dan akan mengecil seiring berjalannya waktu.
- Pokok (PPMT) yang dibayar rendah di awal dan membesar ketika mendekati akhir masa pinjaman.
- Ketiga rumus ini saling terkait, PMT = PPMT + IPMT.
1. Rumus PMT (Payment)
Rumus PMT dapat kalian gunakan untuk menghitung total angsuran periodik (bulanan, triwulanan, dan lain-lain) yang harus kalian bayarkan untuk sebuah pinjaman berdasarkan suku bunga tetap dan periode angsuran yang tetap. Lihat selengkapnya di bawah ini:
=PMT(rate, nper, pv, [fv], [type])
Rate : Suku bunga per periode. Pastikan sesuai dengan periode pembayaran! Jika bunga tahunan 6% dan bayar bulanan, maka rate = 6%/12.
Argumen
nper : Total jumlah periode angsuran. Jika pinjaman 5 tahun dan bayar bulanan, maka nper = 5*12.
pv : Nilai sekarang (Present Value) atau jumlah pokok pinjaman awal.
[fv] : (Opsional) Nilai masa depan (Future Value), atau saldo kas yang ingin Anda capai setelah pembayaran terakhir. Untuk pinjaman, ini adalah 0 (Anda berhutang 0 di akhir periode). Biasanya dikosongkan atau diisi 0.
[type] : (Opsional) kapan pembayaran akan di lakukan. 0 atau di kosongkan = di akhir periode (default) atau 1 = di awal periode.
Contoh penggunaan rumus PMT
Sangatlah mudah, jika kalian atau orang lain mengajukan pinjaman sebesar Rp 500.000.000 dengan suku bunga 6% per tahun, dan akan dilunasi dalam 5 tahun (60 bulan), perhitungannya seperti di bawah ini:
rate = 6%/12 = 0.5% per bulan
nper = 5 * 12 = 60 bulan
pv = 500000000
Jadi rumusnya adalah =PMT(6%/12, 60, 500000000)
Hasilnya adalah Rp 9.665.774. Jika hasilnya bernilai negatif, karena merupakan arus kas keluar (uang yang kalian bayarkan). Untuk menampilkan angka positif, Anda bisa menggunakan -PMT(…) atau pv diisi dengan angka negatif (-500000000).
2. Rumus IPMT (Interest Payment)
Rumus IPMT di gunakan untuk menghitung bagian bunga dari angsuran (PMT) pada suatu periode (period) tertentu. Kalian lihat selengkapnya di bawah ini:
=IPMT(rate, per, nper, pv, [fv], [type])
Argumen
Semua argumen tidak ada beda dengan PMT, dengan tambahan satu saja yaitu:
per : Periode tertentu yang ingin kalian ketahui berapa besaran bunganya. Misalnya, untuk melihat bunga pada angsuran ke-12, isi dengan angka 12.
Contoh Penggunaan IPMT
Dengan menggunakan data yang sama dengan contoh rumus PMT sebelumnya, jika kalian ingin tahu berapa besar bunga yang dibayarkan pada angsuran pertama (periode 1) dan pada angsuran ke-12. Perhitungan seperti di bawah ini:
- Bunga pada Angsuran ke-1: =IPMT(6%/12, 1, 60, 500000000)
Hasil: (Rp 2.500.000). Artinya, dari total angsuran ~Rp 9,6 juta di bulan pertama, Rp 2,5 juta adalah untuk bunga. - Bunga pada Angsuran ke-12: =IPMT(6%/12, 12, 60, 500000000)
Hasil: (Rp 2.301.378). Terlihat bahwa jumlah bunga sudah berkurang dibandingkan bulan pertama.
3. Rumus PPMT (Principal Payment)
PPMT adalah sebuah kebalikan dari IPMT. Rumus ini di gunakan untuk menghitung bagian pokok dari angsuran (PMT) pada suatu periode tertentu. Kalian perhatikan di bawah ini:
=PPMT(rate, per, nper, pv, [fv], [type])
Untuk bagian argumennya sangat identik dengan IPMT.
Contoh Penggunaan PPMT
Kalian ingin tahu seberapa besar pengurangan pokok (pelunasan hutang yang sebenarnya) pada angsuran pertama (periode 1) dan angsuran ke-12. Perhitungan di Excel seperti di bawah ini:
- Pokok pada Angsuran ke-1: =PPMT(6%/12, 1, 60, 500000000)
Hasil: (Rp 7.165.774). Artinya, dari ~Rp 9,6 juta yang di bayar, hanya Rp 7,1 juta yang melunasi pokok hutang.
Pokok pada Angsuran ke-12: =PPMT(6%/12, 12, 60, 500000000)
Hasil adalah Rp 7.364.396. Terlihat bahwa pada bagian pokoknya menjadi lebih besar dibanding pada bulan pertama, sesuai dengan prinsip anuitas.
Membuat Tabel Amortisasi Sederhana
Mari gabungkan ketiga rumus tersebut untuk membuat tabel amortisasi selama 12 bulan pertama. Langkah-langkah seperti berikut:
- Kalian siapkan sel input data: B1: 500000000 (Pinjaman), B2: 6% (Bunga Tahunan), B3: 5 (Tahun), B4: =B3*12 (Bulan).
- Hitung Angsuran Bulanan (PMT) di sel B5: =PMT(B2/12, B4, B1)
- Buat tabel dengan kolom: Periode, Angsuran (PMT), Pokok (PPMT), Bunga (IPMT), Sisa Pokok.
Periode | Total Angsuran (PMT) | Pembayaran Pokok (PPMT) | Pembayaran Bunga (IPMT) | Sisa Pokok |
---|---|---|---|---|
0 | Rp 500.000.000 | |||
1 | =ABS($B$5) | =ABS(PPMT(…)) | =ABS(IPMT(…)) | =E2-C3 |
2 | =ABS($B$5) | =ABS(PPMT(…)) | =ABS(IPMT(…)) | =E3-C4 |
… | … | … | … | … |
Ilustrasi rumus pada Baris 1 (Periode 1):
C3 (Total Angsuran): =ABS($B$5) (Fungsi ABS digunakan untuk menampilkan angka positif)
D3 (Pembayaran Pokok): =ABS(PPMT($B$2/12, A3, $B$4, $B$1))
E3 (Pembayaran Bunga): =ABS(IPMT($B$2/12, A3, $B$4, $B$1))
F3 (Sisa Pokok): =F2 – D3
Hasil Tabel untuk 5 Bulan Pertama:
Periode | Total Angsuran (PMT) | Pembayaran Pokok (PPMT) | Pembayaran Bunga (IPMT) | Sisa Pokok |
---|---|---|---|---|
0 | Rp 500.000.000 | |||
1 | Rp 9.665.774 | Rp 7.165.774 | Rp 2.500.000 | Rp 492.834.226 |
2 | Rp 9.665.774 | Rp 7.201.644 | Rp 2.464.130 | Rp 485.632.582 |
3 | Rp 9.665.774 | Rp 7.237.652 | Rp 2.428.122 | Rp 478.394.930 |
4 | Rp 9.665.774 | Rp 7.273.840 | Rp 2.391.934 | Rp 471.121.090 |
5 | Rp 9.665.774 | Rp 7.310.209 | Rp 2.355.565 | Rp 463.810.881 |
Apa yang bisa kalian lihat dari tabel di atas?
- Total Angsuran (PMT) akan selalu sama.
- Pembayaran Bunga (IPMT) akan terus mengecil (dari Rp 2,5jt ke Rp 2,35jt).
- Pembayaran Pokok (PPMT) akan terus membesar (dari Rp 7,1jt ke Rp 7,3jt).
- Sisa Pokok hutang berkurang secara tidak linear (lambat di awal, cepat di akhir).
Kesimpulan
- PMT adalah sebuah fondasi, kalian gunakan untuk mengetahui berapa yang harus kalian atau pelanggan bayar di setiap bulannya.
- IPMT dan PPMT adalah alat untuk membedah angsuran tersebut. Gunakan mereka untuk menganalisis ke mana uang kalianpergi.
- IPMT menunjukkan biaya pinjaman (bunga) kalian setiap periodenya.
- PPMT menunjukkan seberapa banyak hutang kalian, yang benar-benar lunas pada setiap periodenya.
Dengan menguasai ketiga rumus ini, kalian tidak akan lagi buta terhadap komposisi pinjaman kalian. Kalian dapat membuat perencanaan keuangan yang jauh lebih matang.
Misalkan dengan kalian mengetahui kapan saat yang tepat untuk melakukan pelunasan lebih awal jika memungkinkan. Semoga artikel ini bermanfaat dan selamat mencoba!